Selamat sore readers!

Nah..untuk mengenang masa muda readers yang menggelora, mimin mau cerita tentang permainan tradisional  nusantara, hehe. Kali ini kita akan bernostalgia dengan permainan dari Provinsi D.I Yogyakarta dan Kalimantan Selatan.

1.      Benthik – D.I. Yogyakarta



Permainan ini dibuat dari ranting pohon kemudian dipotong menjadi dua bagian dengan panjang masing-masing 30 cm dan 10 cm. Kulit kayu dikelupas dengan hati-hati menggunakan pisau untuk membuat kedua permukaan tongkatlebih halus. Pembagian tugas jelas berlaku di sini. Biasanya ada yang menghaluskan tongkat kayu, sedangkan yang lain menggali luwokan, lubang luncur pada permukaan tanah dengan panjang kurang lebih 15 cm dan lebar 5 cm.

Permainan Benthik diawali dengan hongpimpa. Tentunya siapa yang menang, maka ia akan memperoleh giliran main yang pertama. Sementara itu, pihak yang kalah mau tidak mau harus jaga. Lalu bagaimanaBenthik dimainkan?. Nah, inilah caranya. Pertama, sang pemain memasang tongkat yang pendek di atas lubang luncur secara melintang. Lalu, tongkat ini harus didorong sekuat tenaga dengan bantuan tongkat panjang supaya dapat melambung sejauh mungkin. Dalam bahasa Jawa, ini disebut dengan istilah nyuthat. Bila lawan berhasil menangkap tongkat pendek yang melambung tersebut, maka ia akan mendapatkan poin.

Pihak lawan biasanya akan berusaha mati-matian untuk dapat menangkap tongkat pendek supaya bisa mencuri poin sebelum mendapat giliran untuk bermain. Besarnya poin ditentukan dari cara pihak lawan menangkap tongkat pendek; 10 poin untuk menangkap dengan dua tangan, 25 poin untuk menangkap dengan tangan kanan, dan 50 poin apabila berhasil menangkap dengan tangan kiri.  


2.      Balogo – Kalimantan Selatan


Di Kalimantan Selatan ada salah satu permainan yang popular hingga tahun 80-an yaitu Balogo. Balogo biasa dimainkan oleh anak-anak dan remaja pria. Permainan ini diberi nama Balogo karena menggunakan “logo” yang terbuat dari tempurung kelapa. Bentuk logo sendiri pun dapat beraneka ragam, bisa berbentuk binatang yang sering dijumpai di Kal-Sel seperti Bidawang (bulus), bisa juga berbentuk segitiga, layang-layang, bundar, dan daun.

Balogo bisa dimainkan secara beregu yang terdiri dari 2 hingga 5 orang. Regu yang dapat merobohkan logo lawan dengan menggunakan “panapak” (alat pemukul yang panjang) paling banyak akan dinyatakan sebagai pemenang. Yang uniknya, pihak yang menang disebut “Janggut” dan diperbolehkan mengelus-elus bagian dagu atau jenggot pihak lawan yang kalah.

Sayangnya, Permainan yang menitik beratkan nilai keterampilan, kerjakeras, kerjasama dan sportivitas ini sudah jarang ditemui di tanah Banjar, karena mulai tersisih oleh permainan eletronik zaman sekarang.
                       

Sumber:
1.http://www.kompasiana.com/anjasprasetiyo/bermain-sekaligus-belajar-dengan-permainan-benthik_552815b4f17e61d8128b4590


0 komentar:

Posting Komentar