Semangat Pagi readers....
Selamat Hari Raya Idul Fitri ya...
mohon maaf lahir dan bathin

Nah kali ini kami akan mengajak readers untuk menengok tempat tempat bersejarah di Jakarta dan di Jawa Timur...Kalau mendengar dua nama provinsi ini dan mengaitkannya dengan sejarah tentu saja keduanya memiliki cerita sejarah yang kental terutama di zaman perjuangan kemerdekaan Indonesia dari belenggu penjajahan. Jakarta yang merupakan ibu kota negara dengan Monasnya dan Jawa Timur dengan Surabaya sebagai kota pahlawan.
Tapi jangan salah, di Jakarta masih banyak lagi peninggalan sejarah lainnya dan kisah kepahlawanan di Jawa Timur pun bahkan dimulai jauh sebelum masa penjajahan. Mau tahu peninggalan sejarah lainnya di Jakarta? Mau tahu napak tilas kisah kepahlawanan di Jawa Timur di masa lampau?
Yuk mari simak artikelnya.


Secarik Sejarah Kota Jakarta 
di Balik Pintu Air Istiqlal dan Kanal Harmoni

Halo readers! Wah semoga masih tetap semangat ya. Kali ini, kami mau membawa readers kembali belajar sejarah. Nah loh! Hehe. Eits, tapi tenang aja, yang ini dijamin seru dan bermanfaat banget kok, apalagi buat readers yang mau ikutan kuis Uttaran di antv. Upss! Salah, maksudnya kuis Who wants to be a Millionaire hehe (kalau nanti ada lagi)
Oke, sebelumnya, kita mau Tanya dulu nih, apa yang terlintas di pikiran readers ketika mendengar kata ‘Jakarta’ ? Monas? Bundaran HI? Busway? Haha yap, bener banget. Itu adalah segelintir objek di kota Jakarta yang telah menjadi landmark di dalamnya. Tapi, FYI ada lagil oh ternyata yang jarang terekspos oleh media dan keren banget, yaitu Pintu Air Istiqlal dan Kanal Harmoni.

Buat readers yang ingin berkunjung ke Jakarta dalam waktu dekat ini, coba deh sempatin mampir kedua tempat tersebut, khususnya Pintu Air Istiqlal.  Pintu air ini letaknya hanya sekitar 50 meter dari jembatan Masjid Besar Istiqla ldan di bawahnya mengalir deras aliran sungai Ciliwung.Selain itu, pintu air ini juga secara langsung mengatur debit air yang mengalir ke laut loh.Melihat bentuknya yang amat kental dengan nuansa kolonial, jelas kita akan sangat mudah memgenalinya bahwa pintu air ini dibuat oleh pemerintah Belanda kala itu, yaaaa sekitar akhir abad ke 19. Menurut cerita, pembangunan pintu air ini dilandasi oleh seringnya Batavia mengalami kebanjiran.Tuhkan, sekarang kita tau bahwa sebenarnya banjir Jakarta udah terjadi sejak jaman Belanda hehe. Pintu air yang pada awalnya dinamakan Sluisburg ini dulunya dikelilingi oleh perumahan elit noni-noni Belanda dan gedung teater yang khusus memutar film-film barat.

                                                          Gambar: Pintu Air Istiqlal

Nah, setelah kita bahas Pintu Air Istiqlal, nampaknya kurang lengkap nih kalau kita ga mengulas juga objek lain di sekitarnya yang ga kalah keren, yakni Kanal Harmoni. Kanal atau yang biasa disebut sungai ini, letaknya persis di antara Jalan Hayam Wuruk dan Jalan Gajah Mada, Jakarta Pusat.Sungai yang dibangun pada abad ke 17 ini juga memiliki peran yang sangat vital loh pada jaman dulu.Selain sebagai penangkal banjir, sungai ini juga menjadi jalan utama untuk mengangkat kayu dan hasil-hasil bumi. Sungai yang pada jamannya lebih popular disebut Molenvliet ini ternyata dibangun oleh seorang Tionghoa bernama PhoaBeng Ham, waw hebat banget! maka, sejak saat itulah perkembangan Batavia mulai tumbuh mengikuti sungai ini dengan dibangunnya kafe-kafe dan pusat rekreasi di sekitarnya.


                                                            Gambar: Kanal Harmoni
Kini, memasuki era serba modern, dua objek sarat sejarah tersebut pada kenyataannya masih sangat membantu kota ini dalam menyambut ‘tamu’ (baca: banjir) yang sering datang menjelang musim penghujan tiba.So, what are you waiting for? Enjoy Jakarta!




Napak Tilas Kejayaan Nusantara di Trowulan, Jawa Timur

Hai readers, tahukah kamu bahwa sebutan Nusantara bagi Indonesia sudah ada sebelum Indonesia merdeka? Sebutan Nusantara bagi gugusan pulau-pulau indah di Indonesia sudah ada semenjak zaman Kerajaan Majapahit. Kerajaan Majapahit adalah sebuah kerajaan yang berdiri tahun 1293 hingga 1500 M. Kerajaan Hindu Budha terbesar di dalam sejarah Indonesia ini memiliki wilayah kekuasaan yang sangat luas meliputi Jawa, Sumatra, Semenanjung Malaya, Kalimantan, hingga Indonesia timur, Kerajaan Majapahit beribukota di wilayah yang sekarang bernama Trowulan di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. 

Gambar: Peta situs peninggalan Majapahit di Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur

Di daerah Trowulan dan sekitarnya terdapat banyak sisa peninggalan Majapahit. Yang tampak dipermukaan tanah antara lain berupa candi, pintu gerbang, kolam, pondasi-pondasi bangunan, serta benda-benda purbakala lainnya berupa arca, yoni, batu bertulis (Prasasti), umpak-umpak batu, dan sebagainya Peninggalan-peninggalan yang dapat disaksikan dikawasan tersebut antara lain, Candi Wringin lawang, Candi Brahu, Kolam Segaran, Makam Putri Campa, Komplek Makam Tralaya, candi Minak Djinggo, Sumur Upas, Candi Kedaton, Candi Tikus, Gapura Bajang Ratu, dan Situs Klintirejo.

Gambar: Gapura Bajang Ratu

Gambar: Salah satu peninggalan di Museum Majapahit

Benda benda peninggalan sejarah berupa arca dan perlengkapan hidup masyarakat zaman kerajaan Majapahit dapat dilihat di Museum Purbakala Trowulan yang dibangun pada tahun 1920.


Gambar: Salah satu peninggalan di Museum Majapahit

Readers juga dapat mengunjungi Maha Vihara yang di dalamnya terdapat patung Budha Tidur yang ukurannya panjang 22 meter, lebar 6 meter,serta tinggi 4,5 meter, dan patung ini diklaim sebagai patung Buddha Tidur terbesar ketiga di Asia setelah Jakarta, dan Bangkok. 



Gambar: Patung Budha Tidur di Maha Vihara

Di sekitar Maha Vihara ini juga terdapat Kampung Majapahit dimana mata pengunjung akan dimanjakan dengan pemandangan desa dimana setiap rumah penduduknya dibangun dengan arsitektur khas Majapahit.


Gambar: Kampung Majapahit

Jika ingin melakukan wisata sejarah maka Trowulan merupakan destinasi yang sangat cocok. Readers bisa menikmati keindahan peninggalan masa lalu serta mempelajari sejarah dari sebuah kerajaan besar yang menjadi cikal bakal bangsa Indonesia. Bagaimana readers? tertarik untuk datang ke Trowulan?





0 komentar:

Posting Komentar