Halo readers....
Kali ini readers akan kami ajak berkeliling lagi ke tempat peninggalan sejarah yang recomended untuk dijadikan destinasi wisata.
Jembatan Ampera,
Sumatera Selatan
Gambar: Jembatan Ampera
Jembatan Ampera merupakan salah satu ikon
paling terkenal di Provinsi Sumatera Selatan. Jembatan ini menjadi penghubung
antara 2 daratan Kota Palembang yaitu Seberang ulu dan Ilir. Pembangunan
jembatan ini muncul sejak zaman Gemeente Palembang,
tahun 1906. Kemudiam pada masa Walikota Palembang dijabat Le Cocq de Ville,
tahun 1924, rencana pembangunan jembatan ini kembali mencuat dan dilakukan banyak usaha untuk mewujudkannya
Jembatan ini mulai di bangun
pada bulan April 1962 setelah mendapat persetujuan dari Bapak Presiden RI.
Awalnya jembatan ini diberi nama Jembatan Bung Karno, atas penghormatan
masyarakat terhadap presiden yang teleh memperjuangkan impian masyarakat
Palembang dalam pembangunan jembatan tersebut, Peresmian pemakaian jembatan
dilakukan pada tahun 1965. Saat itu, jembatan ini adalah jembatan terpanjang di
Asia Tenggara.
Panjang jembatan ini adalah
1,117m , dengan Lebar jembatan 22m , dan tinggi kurang lebihnya 11,5m dari
permukaan air. Jembatan tersebut memiliki bobot sekurangnya 944
Ton. Jembatan Ampera memiliki dua menara yang masing-masing tingginya
adalah 63M Dari permukaan tanah. Menara tersebut digunakan sebagai mesin gerek
untuk mengangkat bagian tengah pada jembatan ampera ketika ada kapal yang akan
melintas.
Pada awalnya, bagian tengah dan bagian belakang dan bagian depan
badan jembatan ini bisa diangkat ke atas agar tiang kapal yang lewat dibawahnya
tidak tersangkut badan jembatan. Bagian tengah jembatan dapat diangkat dengan
peralatan mekanis, dua bandul pemberat masing-masing sekitar 500 ton di dua
menaranya. Kecepatan pengangkatannya sekitar 10 meter per menit dengan total
waktu yang diperlukan untuk mengangkat penuh jembatan selama 30 menit.
Pada saat bagian tengah jembatan diangkat, kapal dengan ukuran
lebar 60 meter dan dengan tinggi maksimum 44,50 meter, bisa lewat mengarungi
Sungai Musi. Bila bagian tengah jembatan ini tidak diangkat, tinggi kapal
maksimum yang bisa lewat di bawah Jembatan Ampera hanya sembilan meter dari
permukaan air sungai.
Sejak tahun 1970, aktivitas turun naik bagian tengah jembatan ini
sudah tidak dilakukan lagi. Alasannya, waktu yang digunakan untuk mengangkat
jembatan ini dianggap mengganggu arus lalu lintas di atasnya.
Pada tahun 1990, kedua bandul pemberat di menara jembatan ini
diturunkan untuk menghindari jatuhnya kedua beban pemberat ini
Sumber:
Monumen Perjuangan
Rakyat, Jawa Barat
Adakah yang bisa menebak, Apa nama bangunan di bawah ini?
Jika kamu warga Jawa Barat, atau pernah berkunjung ke Bandung, mungkin kamu pernah melewati atau mengunjungi tempat ini.
Bangunan megah ini bernama Munumen Perjuangan Rakyat
Jawa Barat yang diresmikan tahun 1995.Monumen ini terletak di Jalan Dipatiukur Kota Bandung. Lokasinya tepat berhadapan dengan Gedung Sate yang
saat ini digunakan untuk kantor pemerintahan propinsi Jawa Barat.
Lalu apa keistimewaan monument ini?
Monumen ini menyimpan kisah dan cerita perjuangan rakyat Jawa Barat yang tertuang dalam 7 diorama yaitu:
1. Perjuangan Sultan Agung Tirtayasa Bersama Rakyat menentang kolonial Belanda tahun 1658
2. Partisipasi Rakyat Dalam Pembangunan Jalan di Sumedang
3. Perundingan Linggarjati
1946
4. Bandung Lautan Api
24 Maret 1946
5. Long Mach Siliwangi Januari
1949
6. Konfrensi Asia Afrika di Bandung 1955
7. Operasi Pagar
Betis (Operasi Brata Yuda) 1962.
Selain terdapat 7 diorama, di dinding monument perjuangan rakyat Jawa Barat juga terdapat relief-relief yang mengisahkan bagaimana kehidupan pada jaman kerajaan hingga heroiknya perjuangan rakyat Jawa Barat pada jaman kolonial.
Monumen ini biasanya di jadikan tempat untuk mengadakan kegiatan/event di Bandung. Jika kamu berkunjung saat hari Minggu, di sekitar monument ini terdapat pasar Minggu pagi yang terkenal dengan sebutan “Gasibu”.
So, jika berkunjung ke Jawa
Barat khususnya ke kota Bandung. Jangan lupa mampir ke monument ini untuk melihat sejarah perjuangan warga Jawa Barat di masa lalu.
Sumber :
http://bandung.panduanwisata.id/napak-tilas-sejarah-di-monumen-perjuangan-rakyat-jawa-barat/
0 komentar:
Posting Komentar